
Jakarta, CNBC Indonesia – Tiga indeks utama Wall Street dibuka mixed pada perdagangan Selasa (7/3/2023) di tengah kecemasan investor menunggu kesaksian Ketua Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di hadapan Senat AS.
Bukan tanpa alasan, testimoni dari pejabat The Fed diharapkan dapat memberikan sinyal dan petunjuk mengenai tingkat dan durasi pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS yang bertujuan untuk membatasi inflasi.
Dow Jones Industrial Average dibuka naik 11,62 poin, atau 0,03%, sedangkan S&P 500 turun 0,03% menjadi 4.047,45, dan Nasdaq Composite juga turun 0,04% menjadi 11.671,54.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Investor terganggu oleh pergerakan di pasar obligasi menyusul imbal hasil Treasury 10-tahun, yang baru-baru ini melampaui ambang kunci 4%.
“Ini benar-benar terasa seperti kembali ke tahun 2020-an di mana hari-hari sulit, dan bagi kami yang menunjukkan reli ini terasa sedikit di tahap akhir,” kata Jonathan Krinsky dari BTIG dikutip oleh CNBC International.
Dua hari ini, Selasa dan Rabu, merupakan hari penting yang ditunggu-tunggu oleh para investor. Pasalnya, pejabat The Fed, Powell, akan memberikan kesaksian kongres yang akan memberikan gambaran umum tentang keadaan ekonomi AS dan arah suku bunga kali ini.
Komentar The Fed dapat mengatur nada untuk pasar dalam waktu dekat, atau setidaknya selama minggu penuh aksi data ekonomi, yang berpuncak pada laporan pekerjaan Februari Jumat.
“Kesaksian Powell kepada Kongres dan target pertumbuhan China yang mengecewakan akan menekan aset berisiko rendah minggu ini, karena kami menunggu pertemuan terakhir BoJ Kuroda dan laporan penggajian AS pada hari Jumat,” tulis Ajay Rajadhiaksha dari Barclays dalam sebuah catatan yang dikutip oleh CNBC International.
Para pelaku pasar kini mengharapkan The Fed kembali agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya. Ini karena pasar tenaga kerja yang kuat, ditambah lagi dengan inflasi yang meningkat.
Pada awal Februari, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa sepanjang Januari, perekonomian Negeri Paman Sam mampu menyerap 517.000 tenaga kerja non pertanian (non-farm payrolls), jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 260.000.
Inflasi AS juga masih meningkat sebesar 6,4% (year on year/yoy) pada Januari 2023.
“Kami terus mengharapkan bank sentral menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 50bp (basis poin) pada pertemuan bulan Maret. Namun, ada risiko yang lebih kecil dari kenaikan 25bp menyusul angka inflasi yang lebih rendah dari perkiraan hari ini,” kata analis di Goldman Sachs. dalam sebuah pernyataan. . catatan, dikutip dari Reuters.
Data inventaris grosir bulan Januari akan dirilis pada Selasa (7/3/2023) setelah bel pembukaan, memberi investor gambaran tentang ekonomi konsumen. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan penurunan 0,4%, dibandingkan dengan kenaikan 0,1% pada pembacaan sebelumnya.
Sementara itu, data kredit konsumen diharapkan menunjukkan peningkatan sebesar US$22 miliar pada bulan Januari, menurut perkiraan konsensus dari Dow Jones. Angka ini akan melanjutkan kenaikan sebesar US$11,6 miliar pada bulan sebelumnya.
PENELITIAN CNBC INDONESIA
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Kekhawatiran Resesi Muncul Kembali, Wall Street Dibuka Lemah
(aduh/um)