
Produk kecantikan MRAT bukanlah produk nomor 1 yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2022. Penurunan penjualan yang terus menerus menyebabkan laba MRAT terus tergerus sejak tahun 2016. MRAT melepas aset berupa tanah, dimana hasil penjualan aset tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha, termasuk pasar ekspor.
Jakarta, CNBC Indonesia – Pada penutupan perdagangan Jumat (10/3/2023) harga saham PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) ditutup stagnan di harga Rp 840.
Siapa yang tak kenal produk kecantikan dari Mustika Ratu. Perusahaan yang telah beroperasi sejak tahun 1980 ini telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai pengembang produk herbal kesehatan dan kecantikan tradisional.
Mustika Ratu akhirnya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 27 Juli 1995 dengan harga IPO saat itu Rp 2.600.
Namun sayangnya produk Mustika Ratu kini mulai ditinggalkan oleh para penggemarnya ketika merek-merek produk kecantikan lokal lainnya bermunculan. Sehingga terlihat dari hasil laporan keuangan MRAT sejak tahun 2016 membukukan kerugian hingga tahun 2020. Dan pada 31 Desember 2021 MRAT berhasil membukukan laba tipis sebesar Rp 357 juta.
Lalu bagaimana prospek bisnis MRAT ke depan? Mari kita bicara tentang peringkat terlebih dahulu.
Penilaian
Dari sisi BV dan PBV, terlihat harga saham MRAT pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu masih cukup mahal.
Dari segi Gross Profit Margin (GPM) MRAT memiliki margin yang cukup baik yakni 53,99%, namun sayang kenapa MRAT masih terus membukukan kerugian. Hal itu terlihat dari Net Profit Margin (NPM) MRAT -8,19%. Dimana pada triwulan III tahun 2022 MRAT masih mencatat kerugian maka NPM masih negatif.
Mengenai Return on Equity (ROE) MRAT juga negatif sebesar -7,29%. Artinya perusahaan tidak mampu menghasilkan laba seperti yang diharapkan.
Selain itu, Return on Assets (ROA) MRAT juga negatif sebesar -3,96%. Artinya perusahaan mengalami kerugian karena jumlah aktiva yang digunakan tidak memberikan keuntungan.
Namun, Debt to Equity Ratio (DER) MRAT masih cukup baik sebesar 84,25%. Dalam hal ini berarti kemampuan membayar kewajiban dengan modal masih cukup sehat. Karena jika DER masih dibawah 100% berarti total komposisi modal masih lebih besar dari total hutang.
Dari segi Cash Ratio (CR) MRAT cukup kecil yaitu hanya 3,40%. Artinya, dari sisi likuiditas, MRAT masih cukup berisiko karena jumlah kas dan setara kas lebih kecil dari jumlah utang.
Pertumbuhan keuntungan tahunan
Dalam laporan keuangan MRAT sejak tahun 2016 tercatat rugi laba rugi tahun berjalan sebesar Rp 6 miliar. Kerugian berlanjut hingga tahun 2020 sebesar Rp7 miliar dan per 31 Desember 2021 MRAT hanya berhasil membukukan laba bersih yang dapat dibagikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp357 juta.
Penurunan laba rugi yang dialami MRAT masih disebabkan oleh penurunan pendapatan, kenaikan biaya transportasi dan logistik dan juga karena kenaikan bahan baku.
Pertumbuhan laba pada kuartal ketiga 2022
Pada laporan terakhir, MRAT pada kuartal III 2022 masih mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp17,8 miliar. Kerugian tersebut disebabkan penurunan pendapatan dan kenaikan beban pokok penjualan yang menggerus marjin MRAT. Dari sisi beban memang sedikit turun di kuartal III 2022, namun penjualan yang rendah belum mendukung MRAT untuk menghasilkan laba.
Foto: LK MRAT
Jika melihat catatan kaki laporan keuangan MRAT per September 2022, penjualan MRAT turun karena penurunan produk kesehatan dari Rp 63,3 miliar pada periode sebelumnya menjadi Rp 9,1 miliar pada September 2022. Penyebabnya, pandemi Covid-19 sedikit menurun pada tahun 2022.
dividen MRAT
Setelah setahun listing, MRAT rajin membagikan dividen. Namun pembagian dividen dihentikan setelah tahun 2013. Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut apakah MRAT akan membagikan dividen untuk tahun buku 2022.
Prospek Bisnis
Menurut survei yang dilakukan oleh Populix, produk kosmetik Wardah masih menjadi favorit pasar di Indonesia dengan 48% responden. Sedangkan Mustika Ratu berada di posisi terakhir dengan produk Luxcrime dengan hanya sekitar 10% responden.
MRAT melepas aset berupa tanah di Desa Cibuntu, Cibitung, Bekasi senilai Rp 199,40 miliar. MRAT akan menjual tanah tersebut, dimana hasil penjualan aset tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha, termasuk untuk pasar ekspor.
Belum lama ini, MRAT sukses menembus pasar Jepang. Dimana hingga tahun 2022 MRAT berhasil menjual produknya ke 34 negara. Diketahui, kontribusi penjualan ekspor produk MRAT sekitar 5% dari total penjualan MRAT. MRAT ini akan terus mendorong penjualan dari pasar ekspor untuk meningkatkan pendapatan.
Perluasan franchise bisnis spa yaitu Taman Sari Warisan Royal Spa. Selain produk, MRAT juga akan memperluas pasar di bisnis spa. Bisnis spa Mustika Ratu bisa menjadi kunci pertumbuhan bisnis ke depan, seiring dengan transisi dari kondisi pandemi ke kondisi endemik. Dimana, semakin banyak orang yang semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan & kesejahteraan.
Layak dibeli atau tidak?
Jika dilihat dari pertumbuhan laba MRAT masih tergolong buruk. Dimana MRAT masih mencatatkan kerugian lagi di kuartal III 2022.
Dan penggunaan produk MRAT masih tergolong rendah dibandingkan merek kosmetik lokal maupun internasional lainnya. Sehingga hal ini harus menjadi perhatian perusahaan agar terus berinovasi dalam produk dan mampu bersaing secara kualitas dan kuantitas dengan produk lokal maupun internasional lainnya.
Investor bisa menunggu hasil laporan keuangan MRAT di kuartal IV 2022. Jika MRAT berhasil membukukan keuntungan, akan menjadi hal yang menarik, di mana MRAT bisa menjadi salah satu kandidat saham recovery. Namun, jika Anda memposting kerugian lagi, maka MRAT tidak terlalu menarik.
Investor bisa menunggu hasil ekspansi bisnis MRAT di tahun 2023, apakah akan meningkatkan kinerja MRAT atau sebaliknya.
Penafian: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa pandangan dari CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk membujuk pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi yang relevan. Keputusan sepenuhnya ada pada pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
PENELITIAN CNBC INDONESIA
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Ribuan Investor Menanti Saham INAF, Meski Kinerjanya Buruk
(melihat / melihat)