
Jakarta, CNBC Indonesia – Tentara Ukraina dihantam dari tiga sisi oleh tentara Rusia yang mencoba merebut salah satu kota utama dalam pertempuran, Bakhmut. Kota ini telah menjadi pusat pertempuran terpanjang dan salah satu pertempuran paling berdarah sejak perang dimulai.
Pihak berwenang Ukraina bersikeras bahwa mereka akan terus berusaha menguasai kota meskipun mereka menderita sekitar 100-200 korban setiap hari. Saat ini, Rusia telah menyerang kota dari tiga sisi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada CNN International dalam sebuah wawancara bahwa mundur dari Bakhmut akan “membuka jalan” bagi pasukan Rusia untuk menyerang kota Kostiantynivka dan Kramatorsk yang dikuasai Ukraina.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Saya harap kami tidak harus pergi, tetapi kami akan melakukannya jika (garis depan) mendatangi kami,” kata Dmytro Yakovensko, dokter yang bekerja di rumah sakit anak di Kramatorsk, kepada The Guardians, Jumat (10/3/2023). ) .
Dorongan Rusia untuk Bakhmut dimulai pada Juli 2022 dan diintensifkan pada musim gugur setelah Moskow memobilisasi ribuan orang. Banyak dari mereka adalah tahanan Rusia yang menandatangani janji kebebasan setelah enam bulan bertugas.
Di pihak Rusia, pasukan paramiliter Wagner pro-Moskow mengatakan mereka telah menguasai bagian timur Bakhmut. Pendiri sekaligus ketua Wagner, Evgeny Prigozhin, mengatakan pihaknya sudah mulai menguasai kawasan Bakhmut yang menurutnya sangat penting untuk mobilisasi transportasi Ukraina.
“Unit PMC Wagner telah menduduki seluruh bagian timur Bakhmut. Semua bagian timur Sungai Bakhmutka sepenuhnya berada di bawah kendali PMC Wagner,” kata Prigozhin dikutip dari layanan persnya di saluran Telegram seperti dilansir TASS, Rabu (8/3/2023).
Bakhmut termasuk dalam apa yang diklaim Rusia sebagai Republik Rakyat Donetsk (DPR). Moskow memasukkannya di bawah kedaulatan Rusia dalam referendum beberapa bulan lalu.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri bertekad membebaskan DPR dan tetangganya, Republik Rakyat Luhansk (LPR), dari kekuasaan Ukraina. Menurutnya, banyak kelompok ultranasionalis telah menganiaya etnis Rusia, yang sebagian besar tinggal di wilayah tersebut, sehingga pengambilalihan mereka merupakan langkah yang diperlukan.
Namun menurut negara Barat, langkah ini ilegal. Barat dan sekutunya juga aktif memberikan bantuan senjata ke Kyiv untuk melawan pengambilalihan Rusia.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Rusia Mengklaim Tidak Mungkin Memenangkan Perang Jika Anda Tidak Menaklukkan Kota Ini
(Luc/Luc)