
Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah investor teknologi terkenal bekerja secara diam-diam dengan perwakilan kongres AS untuk melawan pengaruh China di industri teknologi Silicon Valley. Musuh utama mereka adalah TikTok.
Menurut CNBC, konsorsium itu bernama Forum Hill & Valley, The Wall Street Journal melaporkan, mengacu pada asal-usul kelompok itu.
Forum tersebut akan menjadi tuan rumah makan malam menjelang kesaksian Kongres CEO TikTok Shou Zi Chew minggu depan, dengan pembicara termasuk pemodal ventura terkemuka Peter Thiel dan Vinod Khosla.
Namun, pada saat pers, perwakilan Thiel dan Khosla tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Kemungkinan pengaruh TikTok di AS, terutama di kalangan warga negara yang lebih muda atau anak di bawah umur, semakin menjadi perhatian para pembuat undang-undang dan regulator.
Mereka khawatir kepemilikan China atas TikTok membuat pengguna Amerika rentan terhadap upaya pengumpulan intelijen China.
Mantan penasihat kebijakan global Google, Jacob Helberg, yang memimpin aliansi tersebut, mengatakan kepada Journal bahwa TikTok mewakili “operasi spionase paling kuat yang pernah dilakukan China terhadap AS.”
Popularitas TikTok meledak selama penutupan pandemi COVID-19. Pada tahun 2020, perusahaan induk TikTok di China, Bytedance mengatakan aplikasi tersebut telah mencapai satu miliar pengguna aktif bulanan, menunjukkan pertumbuhan paling tajam sejak Desember 2019, ketika melaporkan 507 juta pengguna bulanan.
Sekarang, anggota parlemen, investor pemula, dan pelobi mendorong pemerintah untuk melarang atau membatasi pengaruh aplikasi, mengutip ancaman kuat dari pemerintah China.
Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat (CFIUS), mengatakan kepada ByteDance “Kecuali jika pemilik perusahaan China melepaskan sahamnya, CFIUS akan bergerak untuk melarang aplikasi tersebut,” kata perusahaan tersebut kepada CNBC pada Kamis, (16/3/2023).
Ultimatum datang beberapa minggu setelah anggota parlemen mendesak Komite untuk menyelesaikan penyelidikan selama bertahun-tahun terhadap TikTok.
“Pernyataan Helberg tidak ada benarnya,” kata juru bicara TikTok kepada CNBC, dikutip Minggu (19/3/2023).
“TikTok telah menyimpan semua data pengguna AS baru secara eksklusif dengan Oracle sejak Oktober 2022.”