
Jakarta, CNBC Indonesia – Hasil survei Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan surplus beras pada 2022 sebesar 4,06 juta ton.
Memang angka tersebut menyusut dibandingkan hasil Survei Cadangan Beras Nasional 2022. Di mana pada akhir Juni 2022, stok beras di Indonesia tercatat sebesar 9,71 juta ton. Namun, melebihi kebutuhan nasional yang diperkirakan sekitar 2,6 juta ton per bulan.
“Badan Pangan Nasional telah melakukan survei stok beras di masyarakat, bekerja sama dengan BPS, estimasi stok beras kami di masyarakat adalah 4,06 juta ton,” kata Direktur Pangan dan Stabilisasi Harga Bapanas Maino Dwi Hartono di sela-sela acara beras. webinar harga, Jumat (3/3/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Ini bisa banyak dikoreksi kalau kami kumpulkan data berlebih dari 2018-2022, tentu melebihi itu. Tapi tentu ada perubahan di lapangan, jadi dari hasil survei kemarin estimasi kami 4,06 juta ton,” dia menambahkan.
Angka surplus itu, kata Maino, menjadi dasar kebijakan pemerintah dalam melaksanakan Stabilisasi Persediaan dan Harga Pangan (SPHP).
“SPHP ini akan berjalan sepanjang tahun, dari Januari hingga Desember. Tentu dengan berbagai pos. Dimana ada bulan-bulan tertentu akan sangat selektif, seperti sekarang awal Maret panen raya harga masih cukup tinggi,” kata Maino. .
Seperti diketahui, survei cadangan beras nasional 2022 menunjukkan hingga akhir Juni 2022, stok beras di Indonesia tercatat sebesar 9,71 juta ton.
Hasil survei menunjukkan dari total stok beras nasional pada akhir Juni 2022, sebanyak 3,41 juta ton tersimpan dalam bentuk beras. Sedangkan sisanya sebesar 6,24 juta ton disimpan dalam bentuk konversi menjadi beras dari Gabah Kering Giling (GKP) dan Kering Giling Belum Giling (GKG).
Di mana sebanyak 67,94% di rumah tangga, 11,40% lainnya di Bulog. Sedangkan di pabrik sebanyak 7,15% dan pedagang sebanyak 10,67%.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
DPR Kaji Kementerian Pertanian Terkait Stok Beras
(dce/dce)