
Jakarta –
Sembilan bulan setelah penyerangan, penikaman dan percobaan pembunuhan terhadap Salman Rushdie, dia muncul kembali. Salman Rushdie menerima penghargaan dari PEN America di American Museum of Natural History di New York, AS.
Salman Rushdie menerima penghargaan yang disebut Centenary Courage Award. Ketika dia muncul di atas panggung dengan buta di mata kanannya, dia disambut dengan tepuk tangan meriah.
“Senang kembali, bukan tidak kembali, itu juga pilihan. Saya cukup senang dengan dadu bergulir seperti ini,” kata Salman Rushdie seperti dilansir berbagai sumber, Senin (22/5/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dalam pidatonya di panggung penghargaan sastra PEN America, Salman Rushdie mengatakan dia menerima penghargaan atas nama “pahlawan” yang menyerangnya saat itu.
“Saya adalah target hari itu, tetapi mereka adalah pahlawan,” kata Salman Rushdie saat memulai pidatonya.
“Keberanian hari ini adalah milik mereka (penyerang). Saya tidak tahu nama mereka, saya belum pernah melihat wajah mereka, tetapi sekelompok orang hebat itu, saya berhutang nyawa kepada mereka,” lanjutnya.
Salman Rushdie mulai diserang sekitar 30 tahun lalu setelah Ayatollah Ruhollah Khomeini dari Iran mengeluarkan ‘fatwa’ atau perintah untuk membunuhnya. Saat itu, sang novelis baru saja menerbitkan buku berjudul The Satanic Verses.
Buku yang terbit tahun 1988 itu dilarang beredar di banyak negara, terutama negara yang mayoritas beragama Islam. Novel The Satanic Verses diduga menghina Nabi Muhammad dan disebut mengandung banyak unsur yang menyesatkan umat Islam.
Serangan terbaru terhadap Salman Rushdie terjadi pada 12 Agustus 2022 saat dia baru saja naik panggung di Chautauqua Institution di Chautauqua, New York. Seorang pria yang diketahui bernama Hadi Matar mengaku telah menikamnya beberapa kali di bagian wajah, leher, perut, dan dada.
Serangan itu membutakan Salman Rushdie dan memengaruhi penggunaan satu tangan. Hadi Matar didakwa dengan percobaan pembunuhan dan penyerangan tetapi dia mengaku tidak bersalah dan kasusnya ditunda sampai sekarang.
Pasca kejadian tersebut, Salman Rushdie yang baru saja menerima penghargaan tersebut mengatakan bahwa PEN America sebagai organisasi kebebasan berbicara juga mengecam maraknya terorisme.
“Terorisme tidak bisa meneror kita. Seperti kata orang tua Marxis ‘La Lutte lanjutkan’ La lutta continua’ atau perjuangan terus berlanjut,” katanya.
Simak video “Penampakan Hadi Matar, Pelaku Penikaman Salman Rushdie”
[Gambas:Video 20detik]
(teh/teh)