
Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan diplomatik antara Rusia dan negara-negara Barat memburuk akibat perang di Ukraina. Bahkan, Rusia telah memberlakukan larangan ekspor minyak ke blok negara-negara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) itu karena telah menjatuhkan sanksi kepada Moskow.
Namun, menurut analisis Citigroup, larangan ekspor yang akan diberlakukan Rusia akan melampaui komoditas energi. Moskow diperkirakan akan menyelesaikan ekspor logam penting seperti aluminium dan paladium.
“Setiap pembatasan ekspor dapat berdampak besar pada pasar dalam jangka pendek,” tulis analis Citi yang dikutip CNN International pekan lalu.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Pembatasan tersebut akan mengganggu operasi produsen di seluruh dunia, bahkan Indonesia. Hal ini juga bisa mendorong inflasi yang sudah tinggi.
“Sekitar 15% aluminium yang diperdagangkan berasal dari Rusia, logam yang banyak digunakan yang dapat ditemukan di pesawat terbang dan produk dari peralatan rumah tangga hingga foil dan peralatan dapur.”
AS telah mengumumkan tarif 200% untuk impor logam dari Rusia. Ini efektif sejak Jumat lalu.
Selain aluminium, paladium keluaran Rusia, yang digunakan dalam perangkat untuk membatasi emisi dari mobil, juga memiliki peran global yang besar, terhitung sekitar seperempat dari pasokan dunia.
Moskow telah menunjukkan kesediaan untuk menggunakan sumber daya alam Rusia yang besar untuk membalas terhadap Barat, yang telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Moskow sebagai tanggapan atas invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina setahun yang lalu.
Misalnya, tahun lalu Rusia melakukan pemotongan besar-besaran ekspor gas alamnya ke Eropa, pelanggan utamanya. Itu memaksa pemerintah di Benua Biru untuk meningkatkan upaya menemukan pemasok baru.
Rusia juga dituduh mempersenjatai pasokan makanan global dengan memblokir pelabuhan Laut Hitam Ukraina pada bulan-bulan pertama perang dan menargetkan infrastruktur pertanian. Pasalnya, hal itu mengganggu pasokan gabah ke pasar dunia dan memicu kenaikan harga komoditas.
Peran Rusia dalam industri tenaga nuklir global juga di bawah pengawasan. Negara ini adalah pengekspor utama bahan bakar nuklir dan sektor nuklirnya sejauh ini sebagian besar lolos dari sanksi Barat.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Putin Segera, AS Menyerukan Pasukannya Siaga 1 Di Front Ukraina
(Luc/Luc)