
Jakarta, CNBC Indonesia – Saham Haji Romo Nitiyudo Wachjo atau Haji Robert di sektor kontrak pertambangan yakni PT Petrosea Tbk (PTRO) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Selasa (17/5/2023), dimana koreksi PTRO terjadi sejak kemarin. .
Hingga pukul 09:50 WIB, saham PTRO turun 4,13% menjadi Rp 5.225/saham.
Saham PTRO diperdagangkan sebanyak 977 kali dengan total 1,96 juta lembar dan nilai transaksi mencapai Rp 10,13 miliar. Kapitalisasi pasar saat ini adalah Rp 5,27 triliun.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Hingga pukul 09:50 WIB, untuk ditawarkan atau dijual, sudah ada 165 lot yang berjejer dengan harga Rp 5.250/saham atau sekitar Rp 86,6 juta. Sedangkan antrean terbanyak terjual dengan harga Rp 5.450/lembar, mencapai 1.155 lot antrean atau sekitar Rp 629,5 juta.
Sedangkan pada order bid atau buy, ada 135 lot yang berjejer dengan harga Rp 5.225/saham atau sekitar Rp 70,5 juta. Antrean beli terbesar adalah Rp 5.075/saham yaitu sebanyak 2.523 lot antrean atau sekitar Rp 1,28 miliar.
Penurunan saham PTRO terjadi saat perseroan hendak membagikan dividen dengan yield yang relatif besar.
Sebelumnya, pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST dan RUPSLB) yang digelar perseroan Senin lalu, Petrosea akan membagikan dividen sebesar US$76 juta atau setara Rp1,11 triliun (asumsi kurs Rp14.700/US$). ), atau US$ 0,07664 (Rp 1.126,61) per saham dari laba bersih tahun buku 2022.
Dengan harga saham PTRO pada penutupan 15 Mei 2023 di harga Rp 5.850/saham, dividend yield-nya cukup jumbo yakni sekitar 19,25% atau hampir 20%.
Bahkan setelah pengumuman itu, saham PTRO melonjak 10,90% pada perdagangan Senin lalu.
Namun pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, saham PTRO berbalik arah, terkoreksi tajam dan menyentuh lower automatic reject (ARB).
Saham PTRO tampaknya turun sejak kemarin karena investor cenderung menjualnya agar tidak jatuh ke perangkap dividen. Hal ini sering terjadi karena banyak investor yang terlena dengan dividend yield yang relatif besar.
Dividend yield yang relatif besar biasanya memiliki kecenderungan untuk mencetak ARB yang cukup besar karena banyak investor yang terkena dividend trap.
Adapun kinerja keuangannya pada triwulan I tahun 2023, laba yang dapat dibagikan kepada pemilik entitas induk meningkat 41,63% menjadi US$ 2,95 juta atau setara dengan Rp. 44,28 miliar dari US$ 2,09 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, pendapatan Petrosea pada kuartal I 2023 meningkat 33,84% menjadi US$128,21 juta atau setara Rp1,92 triliun dari US$95,79 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
PENELITIAN CNBC INDONESIA
[email protected]
Penafian: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa pandangan dari CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk membujuk pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi yang relevan. Keputusan sepenuhnya ada pada pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Situs Kesalahan, Lo Kheng Hong Mantan Penerbit Harga Saham Merah
(chd/chd)