liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
March 29, 2023
Prancis di Ambang Chaos 'Tak Berujung', Ini Pemicunya

Jakarta, CNBC Indonesia – Senat Prancis selama akhir pekan mengadopsi rencana reformasi pensiun Presiden Emmanuel Macron. Sebanyak 195 suara mendukung dan 112 suara menentang rancangan undang-undang (RUU).

Sementara itu, poin utama RUU itu adalah menaikkan usia pensiun dua tahun menjadi 64 tahun.

Majelis tinggi Parlemen Prancis memberikan suara pada hari ketujuh demonstrasi nasional menentang rencana tersebut. Mayoritas publik Prancis menentang ini.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Setelah Senat mengesahkan RUU tersebut, selanjutnya akan direview oleh panitia gabungan anggota DPR dari majelis rendah dan majelis tinggi yang kemungkinan akan digelar pada Rabu (15/3/2023).

Jika panitia menyetujui teks tersebut, pemungutan suara terakhir kemungkinan akan diadakan pada hari Kamis. Namun, hasilnya masih belum pasti di majelis rendah, Senat, di mana partai Macron membutuhkan suara sekutunya, Parti Les Republicains, untuk mengamankan posisi mayoritas.

Jika pemerintah khawatir tidak akan memiliki cukup suara di majelis rendah, mungkin masih dapat menolak RUU tersebut tanpa suara parlemen, melalui prosedur yang disebut 49:3.

Sebaliknya, serikat pekerja Prancis mengatakan mereka akan terus menentang rencana reformasi pensiun.

Laurent Berger, sekretaris jenderal serikat terbesar Prancis, CFDT, juga memperingatkan pemerintah Macron untuk tidak memaksa parlemen dengan menolak RUU tersebut tanpa pemungutan suara dari Majelis Nasional menggunakan prosedur 49:3.

“Mengingat mobilisasi penduduk, tingkat oposisi terhadap rencana (…) Anda tidak dapat menggunakan kelemahan demokrasi ini dengan menggunakan prosedur 49:3 ini,” katanya di BFM TV seperti dikutip Reuters, Senin (13/3). ). /2023).

“Menurut pendapat saya, [menggunakan 49:3] akan sangat berbahaya karena berisiko menciptakan tingkat kepahitan yang besar,” tambah Berger.

Sementara itu, serikat buruh Prancis menyerukan demonstrasi nasional putaran kedelapan untuk terus menekan pemerintah dan parlemen.

Sedangkan demonstrasi yang dilakukan selalu melibatkan ratusan ribu orang di seluruh Prancis. Bahkan, beberapa kali mencapai lebih dari 1 juta orang.

Namun, aksi unjuk rasa tersebut selalu berakhir dengan kerusuhan dan bentrok dengan aparat keamanan di beberapa titik.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Prancis panas! Ribuan Orang Mogok & Demonstrasi Macron, Kenapa?

(Luc/Luc)