
Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Selatan (ROK) ingin memiliki senjata nuklir. Hal ini terjadi saat rival sekaligus tetangganya, Korea Utara (Korut) melanjutkan program pengembangan misilnya.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan dia akan melanjutkan upaya ini jika Pyongyang lebih terlibat dalam pengembangan senjatanya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Jika masalah (nuklir Korea Utara) menjadi lebih serius, Republik Korea (sebutan lain Korea Selatan) dapat menggunakan senjata nuklir taktis atau memiliki senjata nuklirnya sendiri,” kata Yoon dalam pertemuan pemerintah, Rabu, (11/1 /2018). 2023).
“Jika itu terjadi, tidak akan lama, dan dengan sains dan teknologi kita, kita dapat memiliki (senjata nuklir) lebih cepat pada waktunya,” tambah Yoon.
Amerika Serikat (AS) menarik pasukan nuklirnya dari Korea Selatan pada tahun 1991 setelah pembicaraan perlucutan senjata dengan Pyongyang dan Rusia. Sayangnya, hubungan sejak itu memburuk, ketika Korea Utara meningkatkan uji misilnya tahun lalu dan mengabadikan hak untuk menggunakan senjata nuklir ke dalam undang-undang nasional pada bulan September.
Eskalasi tersebut telah membingungkan Seoul, yang kini berusaha untuk memperkuat aliansi militernya dengan AS dan memperdalam kerja sama dengan Jepang.
Yoon mengatakan pada hari Selasa bahwa sekutu sedang mendiskusikan mengadakan latihan militer gabungan baru, termasuk simulasi desktop dan komputer, serta latihan yang melibatkan “bagaimana mengirimkan senjata nuklir”.
Presiden AS Joe Biden, bagaimanapun, membantah pada hari Senin bahwa Washington sedang mempertimbangkan latihan nuklir bersama dengan Korea Selatan.
Pyongyang menegaskan peluncuran itu merupakan tanggapan terhadap latihan AS-Korea Selatan, yang dilihatnya sebagai ancaman keamanan nasional.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Korea Selatan Janjikan Bantuan Ekonomi Untuk Korea Utara
(tp/mij)