
Jakarta, CNBC Indonesia – Magnetic Resonance Imaging atau MRI adalah pemeriksaan kesehatan yang menggunakan gelombang magnet dan gelombang radio. Tidak seperti X-ray atau CT scan, MRI tidak memancarkan radiasi, sehingga relatif aman untuk dilakukan.
Biasanya, pemeriksaan MRI dilakukan untuk membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit, merencanakan metode pengobatan, mengevaluasi hasil pembedahan, dan memantau keefektifan pengobatan. Namun, tak sedikit pula pasien yang melakukan MRI untuk memindai kondisi kesehatannya.
Ada beberapa jenis MRI, salah satunya adalah MRI otak dan sumsum tulang belakang. MRI jenis ini dilakukan untuk mendeteksi cedera kepala, tumor, stroke, cedera tulang belakang, dan kelainan pembuluh darah otak.
Lantas, kapan usia yang tepat untuk menjalani MRI?
Dokter Bedah Saraf Eka BSD Hospital dan Kepala Bagian Bedah Saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Setyo Widi Nugroho menuturkan, sebenarnya tidak ada usia yang secara pasti diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan otak atau skrining otak.
Namun, ia menyarankan usia 50 tahun ke atas sebagai usia yang tepat untuk pemeriksaan otak.
“Ada yang mengatakan bahwa pada usia paruh baya yaitu 30 tahun perlu dilakukan pemeriksaan otak, namun mayoritas berusia di atas 50 tahun. Sebaiknya pemeriksaan otak dilakukan pada usia 50 tahun ke atas, ” dia berkata. dr. Setyo kepada wartawan di Jakarta, Senin (13/3/2023).
Setyo mengatakan, pemeriksaan MRI otak dan sumsum tulang belakang penting untuk deteksi dini dan pencegahan segera jika ditemukan kelainan pada otak seperti tumor atau kelainan pembuluh darah yang menyebabkan stroke.
Selain itu, dr. Setyo juga mengatakan cukup dilakukan MRI otak dan sumsum tulang belakang satu kali jika tidak ditemukan kelainan pada otak dan sumsum tulang belakang. Namun, jika ditemukan kelainan, pemeriksaan MRI harus dilakukan secara berkala.
“Biasanya sekali saja sudah cukup kalau tidak ada apa-apa. Kalau mau periksa lagi, silakan mungkin setiap 10 tahun sekali,” kata dr. Setyo
“Berbeda dengan tes darah dan lainnya, pemeriksaan otak biasanya memakan waktu lama. Begitu kita periksa, kecuali kita menemukan sesuatu, tentu akan dilakukan pemeriksaan normal,” lanjutnya.
Jika seseorang mengalami beberapa gejala, seperti migrain; pusing; untuk kejang yang berlangsung dalam waktu singkat, dr. Setyo menyarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Jangan Ditinggalkan! 3 Kebiasaan Buruk Ini Pemicu Stroke
(miq/miq)