
Jakarta –
Obrolan GPT karena kecerdasan buatan atau perangkat lunak AI sangat meyakinkan dalam kata-katanya, bahkan untuk dunia akademik. sekarang, siswa ternyata ada yang memanfaatkan ini untuk menulis tugas dosen, dan akhirnya ketahuan terlalu rapi.
Hal ini diceritakan oleh Antony Aumann, profesor filsafat di Northern Michigan University. Ia memergoki mahasiswa menggunakan teknologi karena ia menduga karya ilmiah mereka terlalu koheren dan terlalu terstruktur. Jadi tidak seperti tulisan mahasiswa asli.
“Saya minta mereka menulis ulang makalah masing-masing. Itu yang saya lakukan jika ada kasus plagiarisme,” katanya seperti dikutip detikINET dari Futurisme, Jumat (20/1/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Mahasiswa yang ketahuan menggunakan ChatGPT saat ini tidak mendapat sanksi yang berat. Namun, mungkin akan berbeda jika di kemudian hari mereka mengulangi perbuatannya lagi.
Belakangan ini, institusi pendidikan mungkin terganggu dengan keberadaan chatbot AI semacam itu Obrolan GPT ini, yang menjadi dapat diakses secara luas. Bahkan di Amerika Serikat, tidak sedikit yang mulai meminta siswa mengerjakan tugas dengan tangan dan ujian dilakukan secara lisan.
Ada juga institusi pendidikan yang memutuskan untuk memblokir ChatGPT begitu saja sehingga tidak dapat diakses. “Saya pikir larangan itu dibenarkan. Mereka pasti ingin memastikan siswa belajar keterampilan berpikir kritis dan cara menulis,” kata Aumann.
Namun, di perguruan tinggi Obrolan GPT itu masih memiliki akses gratis, lagipula cukup mudah untuk menyiasatinya jika diblokir. “Kami ingin memberikan keleluasaan untuk memperlakukan ChatGPT sesuai dengan kenyamanan masing-masing individu,” ujarnya. Tentu tidak termasuk untuk membantu menulis tugas kuliah.
Simak Video “Motif Pembunuhan Mahasiswa Unpad: Gambar Memalukan Akan Tersebar”
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fay)