
Barcelona –
Robert Lewandowski menyarankan Barcelona untuk meninggalkan tiki-taka. Strategi ini sudah usang.
Tiki-taka identik dengan permainan Barcelona selama dua dekade terakhir. Gaya sepakbola kaki-ke-kaki yang indah ini telah ditanamkan sejak para pemain dilatih di akademi La Masia.
Permainan tiki-taka juga membawa Barcelona ke puncaknya pada akhir tahun 2000-an. Tiki-taka kemudian diadaptasi oleh tim lain di seluruh dunia.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Andres Iniesta dan Xavi Hernandez, ‘mesin’ tiki-taka Barcelona di masa jayanya. (Foto: Getty Images/David Ramos)
Di satu sisi, perkembangan sepak bola modern juga telah menghasilkan metode yang efektif untuk menekan tiki-taka. Mulai dari permainan defensif pragmatis, hingga tekanan tinggi dengan serangan balik cepat.
Sejak meraih kesuksesan di Spanyol dan Eropa pada 2015, Barcelona mengalami penurunan performa. Los Cules tak lagi mampu menjuarai Liga Champions, sehingga harus turun ke ‘Friday Night League’ alias Liga Europa dalam dua musim terakhir.
Barcelona bahkan tumbang di babak play-off Liga Europa 2022/2023. Pedri cs takluk dari Manchester United yang bermain dengan tekanan dan serangan balik cepat.
Bomber Barcelona, Robert Lewandowski, mengaku timnya tak bisa terus mengandalkan tiki-taka. Blaugrana diharapkan bisa beradaptasi dengan perkembangan sepakbola saat ini.
DNA Barca adalah selalu mencari permainan bagus, tapi sepak bola berubah. Kami harus beradaptasi, kata Lewandowski dikutip Marca.
“Sepak bola Barcelona 10 tahun lalu tidak berjalan seperti sekarang. Mungkin tiki-taka tidak akan berjalan hari ini,” katanya.
Simak Video “Kalahkan Valencia 1-0, Barcelona Jauhi Real Madrid”
[Gambas:Video 20detik]
(teluk/mentah)