Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah dalam hal ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan akan tetap memberlakukan larangan ekspor bijih bauksit ke luar negeri mulai Juni 2023.
Namun, larangan ekspor bauksit itu tidak dibarengi dengan progres pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelting). Bahkan, ada proyek peleburan bauksit yang masih berupa lahan kosong, belum ada pembangunan fisik pabriknya.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengelolaan Mineral dan Batubara Irwandy Arif mengungkapkan, saat ini ada delapan proyek peleburan bauksit yang sedang dibangun. Sementara itu, ada empat smelter yang sudah beroperasi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Menurut Irwandy, berdasarkan pantauan di lapangan, dari 8 proyek peleburan yang saat ini sedang dibangun, tampaknya masih berupa lahan kosong. Ia juga pesimis proyek smelter tersebut akan selesai tepat waktu pada Juni 2023.
“Delapan yang lapor ke Kementerian ESDM itu 18%, ada yang 50%, ini tanah. Ada satu perusahaan yang sudah ada. Jadi kita perkirakan Juni masih bisa selesai pabriknya atau tidak. ,” kata Irwandy, dikutip Jumat (17/3/2023).
Namun, Irwandy mengimbau perusahaan yang belum bisa menyelesaikan proyek peleburan tepat waktu agar tidak khawatir. Sebab, perusahaan tersebut bisa menjual produksinya ke smelter dalam negeri yang sudah beroperasi jika jalur ekspor ditutup.
“Tidak usah terlalu khawatir karena kalau tidak bisa ekspor, mereka hanya bisa menjual empat yang bisa beroperasi. Misalnya kalau tidak bisa jual maka produksi akan dihentikan, jadi tidak perlu khawatir,” katanya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya berharap pembangunan pabrik peleburan bauksit di Tanah Air bisa selesai tahun ini.
Ini menyusul 12 smelter yang direncanakan dibangun, baru 4 yang terealisasi. Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menghentikan ekspor bijih bauksit pada Juni 2023.
“Kami berharap 8 (peleburan) sisanya segera menyelesaikan pembangunan pengolahan dan pemurnian. Sehingga jumlah bijih bauksit yang dihasilkan semuanya bisa terserap di dalam negeri,” kata Arifin dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia, dikutip Selasa. (3). /1/ 2023).
Menurut Arifin, produksi bijih bauksit dalam negeri saat ini mencapai 25 juta ton per tahun. Namun dari jumlah tersebut, setidaknya 90% masih diekspor ke luar negeri.
Dia menilai, jika 8 smelter itu bisa selesai pada Juni 2023, seluruh bijih bauksit yang diproduksi di dalam negeri bisa terserap. Padahal, dari produksi saat ini 25 juta ton, bisa meningkat menjadi 40 juta ton.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Pengusaha Ingatkan Pemerintah Jangan Fokus Pada Pencairan Saja
(pgr/pgr)
