
Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham AS (Wall Street) kembali ke zona merah pada pembukaan perdagangan Kamis (11/5/2023) waktu setempat. Bahkan indeks Dow Jones merosot hingga 1%, diikuti S&P 500 0,5% dan Nasdaq 0,1%.
Beberapa data ekonomi yang dirilis hari ini mempengaruhi pergerakan kiblat pasar saham dunia. Indeks harga produsen dilaporkan naik 0,2% di bulan April dibandingkan bulan sebelumnya. Rilis itu lebih rendah dari yang diharapkan Dow Jones sebesar 0,3%.
Secara tahunan atau tahun-ke-tahun, indeks harga produsen naik 4,9%, juga lebih rendah dari yang diharapkan.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Selain itu, klaim tunjangan pengangguran naik 246.000 orang dalam pekan yang berakhir 6 Mei, meningkat 22.000 orang dari minggu sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak akhir Oktober 2021.
“Wall Street tidak terkejut dengan data inflasi produsen dan klaim tunjangan pengangguran. Indeks harga produsen diperkirakan akan terus turun karena rantai pasokan mulai normal, sementara tingkat pengangguran yang meningkat menunjukkan bukti melemahnya pasar tenaga kerja,” kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda, seperti dilansir CNBC International.
Meski data terbaru telah meredupkan ekspektasi kenaikan suku bunga lagi bulan depan, Wall Street masih belum bisa meraih keuntungan.
“Investor fokus pada data ekonomi dan kondisi likuiditas serta apa yang terjadi dengan suku bunga dan inflasi,” kata Dylan Kremer, kepala investasi di Certuity.
Likuiditas di Amerika Serikat terus mengetat setelah The Fed menaikkan suku bunga sebesar 500 basis poin menjadi 5% – 5,25%.
Seperti diketahui, semakin ketat likuiditas, pasar saham semakin tidak mendukung.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Setelah Libur Natal, Wall Street Bergerak Seperti Roller Coaster
(pap/pap)