
Jakarta –
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, kawasan Asia Pasifik memiliki berbagai situasi dan tahapan transformasi digital. Namun, bagi Huawei, situasi ini justru dilihat sebagai peluang untuk memanfaatkan inovasi dalam mempersempit kesenjangan dan menciptakan konektivitas untuk seluruh ekosistem.
Hal itu disampaikan Abel Deng, President of Huawei’s Asia Pacific Carrier Network Business Group, dalam wawancara dengan media di Asia Pasifik termasuk Pemimpin Redaksi Moment Alfito Deannova di luar. Kongres Dunia Seluler 2023 di Barcelona, Spanyol.
Sebagai pemain utama di industri telekomunikasi, Huawei berfokus pada penyediaan solusi konektivitas yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Deng menjelaskan, di Indonesia misalnya, penggunaan teknologi 5G masih dalam tahap awal setelah diluncurkan pada 2021.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Selain itu, kualitas layanan 4G masih perlu ditingkatkan di wilayah luar Jawa. Karena itu, Huawei bekerja sama dengan mitra operator untuk meningkatkan pendapatan mereka dan memperkuat cakupan universal.
Deng juga menekankan pentingnya penerapan teknologi 5G dalam memajukan sektor industri di Indonesia. Melalui 5G2B, penerapan teknologi 5G ke industri, Huawei dapat membantu pembangunan di banyak sektor, seperti smart mining yang memungkinkan penggunaan kendaraan otonom berkemampuan 5G untuk mengurangi risiko kecelakaan sekaligus meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Menurut Deng, teknologi harus menjadi enabler bagi industri melalui otomatisasi dan transformasi digital lainnya. Dalam konteks ini, Deng juga menekankan bahwa teknologi tidak hanya mengubah industri tetapi juga membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
Huawei telah menginvestasikan banyak sumber daya dalam penelitian dan pengembangan (R&D) dan pengalaman melalui kasus penggunaan. Deng mengatakan, dengan kekuatan dan investasi besar di R&D, Huawei mampu membantu menciptakan teknologi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan memajukan sektor industri.
“Melihat ke depan, ekonomi digital akan menjadi mesin pertumbuhan baru,” prediksi Deng.
Deng menegaskan, dalam menghadapi masa depan yang semakin digital, perusahaan harus mempersiapkan diri dengan mengadopsi teknologi terkini. Deng menambahkan, Huawei berkomitmen untuk terus berinovasi dan memperkuat ekosistem di kawasan Asia Pasifik, dengan tujuan menghadirkan konektivitas yang lebih baik bagi masyarakat.
Saat ini, Huawei juga sedang mendorong penerapannya teknologi 5.5G untuk menciptakan terobosan baru bagi industri di masa depan. Huawei memperkirakan bahwa 5.5G akan mengungguli 5G dalam hal kecepatan, otomatisasi, kecerdasan, dan dukungan pita frekuensi.
“Hal ini diharapkan dapat memberikan peningkatan sepuluh kali lipat dalam kinerja jaringan melalui 5G, yang dapat berarti peluang bisnis seratus kali lebih banyak bagi operator,” katanya.
Untuk mencapai hal ini, Deng merekomendasikan agar perusahaan telekomunikasi mengikuti rencana aksi PANDUAN Huawei, yang melibatkan perluasan pengalaman Gigaverse ke semua orang dan di mana saja, menggunakan teknologi otomasi canggih untuk meningkatkan kemudahan servis dan proposisi nilai. Perusahaan telekomunikasi juga harus memanfaatkan semua sumber daya komputasi dan konektivitas untuk menciptakan solusi yang dikelola sumber daya bagi pelanggan perusahaan.
Selain itu, perusahaan telekomunikasi harus menggunakan teknologi seperti network slicing, edge computing, peningkatan uplink, dan pemosisian dalam ruangan untuk menawarkan pengalaman sesuai permintaan yang berbeda bagi pelanggan perusahaan. Perusahaan telekomunikasi juga dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon pelanggan dengan meningkatkan efisiensi energi dan menggunakan energi terbarukan.
Simak Video “Nokia Luncurkan Logo Baru di MWC 2023”
[Gambas:Video 20detik]
(fay/fyk)