liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
March 23, 2023
Harga Emas Melesat, Dokter Kiamat Sebut Saatnya Beli

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia melonjak pada pekan ini setelah sebelumnya turun selama empat pekan berturut-turut. Perekonomian Amerika Serikat (AS) diprediksi cukup mengalami resesi sehingga membuat permintaan emas menjadi safe haven.

Melansir dari Refinitiv, emas pekan ini melonjak hampir 2,5% menjadi US$ 1.854/troy ounce. Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar sejak pertengahan Januari.

Inflasi di Amerika Serikat yang masih tinggi diprediksi akan membuat bank sentral AS (The Fed) semakin agresif menaikkan suku bunga. Hal ini dapat membawa perekonomian AS ke dalam resesi.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Terbukti, meski suku bunga diperkirakan akan terus naik tinggi, kinerja dolar AS belum terlalu bagus. Minggu ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS turun 0,66%.

Pasar saham dan obligasi juga telah diprediksi menurun selama bertahun-tahun oleh ekonom Nouriel Roubini, juga dikenal sebagai “Dr Doom” alias “Doomsday Doctor”.

Roubini menerima gelar tersebut setelah memprediksi krisis keuangan global tahun 2008 dan benar-benar terjadi.

Kini ia memprediksi inflasi di Amerika Serikat akan tetap berada di kisaran 6%, jauh dari target bank sentral AS (The Fed) sebesar 2%.

“Jika waktunya tepat, inflasi rata-rata tidak akan menjadi 2%, tetapi 6%. Penurunan yang kita lihat tahun lalu di saham dan obligasi akan lebih buruk dalam beberapa tahun ke depan,” kata Roubini dalam wawancara dengan CNN, Kamis. (23/2/2023).

Kini ia memprediksi inflasi di Amerika Serikat akan tetap berada di kisaran 6%, jauh dari target bank sentral AS (The Fed) sebesar 2%.

“Jika waktunya tepat, inflasi rata-rata tidak akan menjadi 2%, tetapi 6%. Penurunan yang kita lihat tahun lalu di saham dan obligasi akan lebih buruk dalam beberapa tahun ke depan,” kata Roubini dalam wawancara dengan CNN, Kamis. (23/2/2023).

Roubini mengatakan investor sekarang harus keluar dari saham dan obligasi, dan berinvestasi dalam aset yang dilindungi inflasi seperti emas.

Penafian: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa pandangan dari CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk membujuk pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi yang relevan. Keputusan sepenuhnya ada pada pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Inflasi AS Masih Panas, Harga Emas Lemah

(pap/pap)