
Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu pemegang saham utama Credit Suisse, Harris Associates, telah menjual sahamnya di bank Swiss tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Vice Chairman dan Chief Investment Officer komunitas investor aktivis asal Chicago, David Herro, pada Minggu, (5/3/2023) tidak memberikan alasan penjualan saham tersebut. Namun, dia sebelumnya mengatakan kepada Financial Times bahwa Harris telah menjual saham tersebut setelah kehilangan kepercayaan pada strategi Credit Suisse untuk membendung kerugian yang berkelanjutan dari pengabaian klien.
Dikutip dari Reuters.com pada Selasa, (7/3/2023), Harris yang dikenal setia meski dirundung sederet skandal di Credit Suisse, mengurangi kepemilikannya di bank tersebut menjadi 5% pada Januari, yang sebelumnya ia miliki 10%. di bank Agustus lalu.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Harris mulai mengurangi eksposurnya pada bulan Oktober setelah Credit Suisse mengumpulkan 4 miliar franc Swiss ($4,3 miliar) dari investor dan ketika Bank Nasional Saudi mengakuisisinya sebagai investor utama.
“Ada pertanyaan tentang masa depan waralaba. Ada arus keluar yang sangat besar dari manajemen kekayaan,” kata Herro seperti dikutip surat kabar Straits Times.
Credit Suisse melaporkan penarikan tajam pada kuartal keempat, dengan arus keluar lebih dari 110 miliar franc Swiss.
Dalam pernyataan email kepada Reuters pada hari Minggu, Credit Suisse mengatakan, “kami sepenuhnya menyadari rencana masa depan kami dan memiliki tujuan strategis yang jelas.”
“Kami sangat fokus untuk berhasil melaksanakan rencana kami dan bergerak maju menuju target kami untuk memastikan Credit Suisse yang baru memberikan nilai yang berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan kami,” tambah bank tersebut.
Credit Suisse bulan lalu melaporkan kerugian tahunan terbesar sejak krisis keuangan global 2008 setelah pelanggan menarik miliaran dari bank.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Credit Suisse Boncos Di Q3, Rugi Hingga Rp 62 T
(Mentari Puspadini/ayh)