liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
March 21, 2023
Gabruk! Dalam Sepekan Bank-Bank di AS Pada Kolaps

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah bank di Amerika Serikat (AS) terpantau tumbang selama sepekan ini. Bank-bank yang kolaps ini diketahui tumbang karena masalah likuiditas.

Hal ini tentu saja membuat investor heboh. Bank apa yang telah diamati telah runtuh?

Yang pertama adalah Silicon Valley Bank (SVB). Bank yang diketahui mendanai startup digital resmi tumbang pada Jumat (10/3/2023).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Bank bangkrut karena gagal mendapatkan suntikan modal dan menarik dana dari nasabah dan investor. Hebatnya, SVB bangkrut hanya dalam waktu 48 jam setelah berencana mengumpulkan US$2,25 miliar atau sekitar Rp34,6 triliun (asumsi kurs Rp15.383/US$) untuk menambah modal Rabu lalu.

Bank yang didirikan pada 1983 itu membutuhkan suntikan modal karena banyak nasabah yang menarik simpanan. Namun, rencana ini juga gagal karena pasar mengkhawatirkan kondisi keuangan bank tersebut. Per Kamis (9/3/2023), penarikan modal dari SVB telah menembus US$42 miliar atau sekitar Rp646 triliun.

SVB harus menjual kepemilikan obligasinya senilai US$21 miliar atau sekitar Rp323 triliun untuk mendapatkan dana. Sebagian besar obligasi yang dimiliki SVB adalah obligasi pemerintah AS.

Namun, dalam situasi saat ini, penjualan obligasi justru merugikan bank hingga US$1,8 miliar atau sekitar Rp27,6 triliun.

SVB merugi banyak karena nilai obligasi turun. Kenaikan suku bunga The Fed yang agresif menyebabkan imbal hasil surat utang melonjak tajam. Sebaliknya, harga obligasi ambruk.

Sebagai catatan, harga dan imbal hasil obligasi saling berlawanan. Hasil yang meningkat menunjukkan penurunan atau penurunan nilai keamanan utang.

Selain SVB, Signature Bank dan Silvergate Bank juga mengalami kebangkrutan. Keduanya merupakan bank utama bagi industri kripto di negeri Paman Sam itu.

Signature disita pada Minggu malam oleh regulator perbankan, sementara Silvergate mengatakan pada Rabu pekan lalu akan menghentikan operasi dan melikuidasi bank.

Signature dan Silvergate adalah dua bank utama untuk perusahaan crypto. Hampir setengah dari semua startup yang didukung AS memiliki dana di Silicon Valley Bank, termasuk dana modal ventura ramah crypto dan beberapa perusahaan aset digital.

Jatuhnya kedua bank tersebut terjadi setelah ketidakstabilan di pasar stablecoin. Dimulai dengan jatuhnya TerraUSD Mei lalu, regulator telah mencermati stablecoin dalam beberapa minggu terakhir.

Stablecoin yang dipatok dolar Binance, BUSD, mengalami arus keluar besar-besaran setelah regulator New York dan Securities and Exchange Commission menekan penerbitnya, Paxos.

Selama akhir pekan, kepercayaan pada sektor ini terpukul lagi karena USDC, mata uang yang dipatok dalam dolar AS dan stablecoin paling likuid kedua, melemah. USDC turun di bawah 87 sen pada satu titik pada hari Sabtu setelah penerbitnya, Circle, mengaku memiliki US$3,3 miliar atau sekitar Rp50,7 triliun yang dibiayai oleh SVB.

Presiden AS Joe Biden telah mengambil tindakan dengan meyakinkan deposan di dua bank yaitu SVB dan Signature Bank bahwa uang mereka aman karena diasuransikan oleh Dana Penjamin Simpanan. Namun, dia mengatakan investor di sekuritas bank gagal tidak akan memiliki jaminan yang sama.

“Investor di bank tidak akan dilindungi,” ujar Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, Senin (13/3/2023), dikutip dari CNBC International.

“Mereka secara sadar mengambil risiko dan ketika risiko itu tidak membuahkan hasil, investor kehilangan uangnya. Begitulah cara kerja kapitalisme,” lanjutnya.

Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dan Federal Reserve akan mengambil alih semua simpanan di kedua bank gagal tersebut dan mengandalkan Wall Street dan lembaga keuangan besar untuk membayar tagihan.

“FDIC pada hari Jumat menyita aset SVB dan Signature selama akhir pekan,” kata Biden.

“Semua pelanggan yang memiliki simpanan di bank-bank ini dapat yakin bahwa mereka akan dilindungi dan mereka akan memiliki akses ke uang mulai hari ini,”

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Mantan Bos BI Ungkap Potensi Krisis Perbankan di RI

(pgr/pgr)