
Jakarta –
Elon Musk prihatin dengan meningkatnya ketegangan antara Amerika dan China. Tesla dan berbagai perusahaan lain dapat mencapai sasaran.
Pernyataan itu muncul setahun setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan akan membantu mempertahankan Taiwan jika negara itu diserang oleh China. Seperti diketahui, China selalu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, dikutip dari CNBC, Rabu (17/5/2023).
Dalam sebuah wawancara dengan reporter CNBC David Faber pada pertemuan pemegang saham tahunan Tesla, Elon Musk ditanya tentang kekhawatirannya tentang meningkatnya agresi antara Amerika dan China.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Saya pikir itu harus menjadi perhatian semua orang,” kata Musk.
Elon Musk mengatakan bahwa ekonomi Tiongkok dan ekonomi global seperti saudara kembar yang tidak dapat dipisahkan. Jika China terus mencoba untuk memiliki Taiwan, itu akan berdampak buruk bagi perusahaan Tesla, dll.
Bahkan Musk berpikir perusahaan lain dapat terpengaruh lebih buruk daripada Tesla.
Pada bulan September, Apple mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengerjakan iPhone 14 di India untuk mengurangi ketergantungan manufaktur pada China. Tesla memproduksi kendaraan di Shanghai, tetapi juga mengoperasikan pabrik di California, Texas, dan Jerman.
“Ada beberapa kendala pada kemampuan kami untuk berekspansi di China, jadi kami membuat mobil sebanyak mungkin,” kata Musk. “Ini bukan masalah permintaan,” tambahnya.
Musk mengungkapkan bahwa Tesla mengandalkan semikonduktor buatan Taiwan untuk memproduksi prosesor, seperti halnya Apple.
Musk bereaksi serius jika ambisi China untuk mengambil alih Taiwan benar-benar tak terelakkan. “Itu kebijakan mereka, dan saya pikir Anda harus menanggapi kata-kata mereka dengan serius,” kata Musk.
*Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavayastama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video “Hilang Aset Rp 2.800 T, Elon Musk Masuk Guinness World Record”
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)