liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
June 1, 2023
Eksklusif di Zona Merah, IHSG Berakhir Terperosok 0,82%

Jakarta, CNBC Indonesia – Pada perdagangan Kamis (11/5/2023) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,82% ke 6755,93.

Sebanyak 333 saham turun, 185 saham naik, sedangkan 212 lainnya tidak berubah. Perdagangan menunjukkan transaksi mencapai Rp 10,50 triliun yang melibatkan 18,78 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,60 juta kali.

Sedangkan secara year to date, IHSG masih mencatatkan penurunan sebesar 1,38%.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Dari sisi sektor, sektor energi menjadi bobot terbesar IHSG hari ini, mencapai -2,56%. Kemudian diikuti oleh sektor bahan baku sebesar 1,87% dan konsumen non-siklis sebesar 0,88%.

Terdapat lima saham yang membebani IHSG pada perdagangan hari ini berdasarkan bobot poin indeksnya sebagai berikut:

BYAN (-9,54) BBCA (-8,77) TLKM (-6,02) ASII (-4,63) ADRO (-4,27)

Sejumlah sentimen pasar masih mewarnai pergerakan pasar global dan nasional hari ini. Meskipun inflasi AS tadi malam menunjukkan data yang membaik, pembicaraan tentang batas utang masih mengkhawatirkan para pelaku pasar.

Jika Kongres tidak mencapai keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut pada 1 Juni, potensi gagal bayar dan pengurasan likuiditas masih membayangi pemerintah AS.

Perhatikan pasar juga cukup serius dari China karena rilis data inflasi terbaru per April 2023 justru turun menjadi 0,1% YoY, dibandingkan periode sebelumnya yang masih tumbuh sebesar 0,7% YoY dan ekspektasi pasar sebesar 0,4% YoY. Padahal, secara bulanan China mengalami deflasi -0,1%. Hal ini mengkhawatirkan karena China merupakan pasar ekspor terbesar Indonesia.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Perhatian! 3 Peluang Saham Menguat di Tengah Kejatuhan IHSG

(tsn/tsn)