liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
June 1, 2023
Eks Napi Guantanamo Bongkar Penyiksaan AS, Telanjang-Al'Quran

Jakarta, CNBC Indonesia – Guantanamo adalah salah satu penjara paling kontroversial yang dimiliki Amerika Serikat (AS). Pasalnya, beberapa pelaku utama terorisme ditahan di penjara yang berlokasi di Kuba ini.

Namun, ketenaran Guantanamo tak lepas dari tudingan Washington menyiksa tahanan di sana. Yang terbaru, dark matter ini diungkap salah satu napi teroris, Abu Zubaydah, yang menunjukkan foto-foto penyiksaan yang diketahuinya kepada pengacaranya, Prof Mark Denbeaux.

Bersama murid-muridnya di Pusat Kebijakan dan Penelitian di sekolah hukum Balai Universitas Seton, Denbeaux menyusun foto dan kata-kata Zubaydah menjadi sebuah laporan baru. Laporan itu disebut “Penyiksa Amerika: Penyalahgunaan FBI dan CIA di Situs Gelap dan Guantánamo”.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Dia adalah orang pertama yang disiksa, yang disetujui oleh Departemen Kehakiman berdasarkan fakta yang diketahui CIA salah. Citranya adalah penyangkalan terakhir atas kegagalan dan penyalahgunaan penyiksaan,” katanya seperti dikutip oleh The Wali, Jumat, (12/5/2023).

Zubaydah, 52, ditangkap di Pakistan pada Maret 2002 dan dibawa ke beberapa situs hitam CIA di Polandia, Lituania, dan tempat lain. Dia adalah korban pertama dari apa yang akan menjadi penggunaan penyiksaan AS terhadap tersangka teroris.

AS awalnya mengklaim dia adalah agen al-Qaeda. Namun setelah dilakukan penyelidikan panjang, negeri Paman Sam itu harus mengakui bahwa Zubaydah bukanlah anggota kelompok teroris.

“Semua orang setuju, mereka menyiksa orang yang salah; mereka juga melakukannya agar bisa mendapatkan izin untuk menyiksa orang lain,” kata Denbeaux.

Di antara gambar yang diterbitkan oleh Guardian untuk pertama kalinya adalah salah satu yang menunjukkan agen bertopeng mengancam Zubaydah secara fisik dengan perkosaan anal. Ia juga menggambarkan adegan mendorong para tahanan hingga tersandung ke tembok, yang disebut tembok.

“Mereka tiba-tiba masuk ke dalam sel tahanan dan mulai menendangnya ke tembok,” pungkas kesaksian Zubaydah.

Selain itu, Zubaydah juga melukis gambar-gambar penyiksaan di mana para agen membuat tahanan kesakitan, stres, lapar dan kedinginan selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Ini disebut sebagai Vortex.

“Mereka menggunakan metode penyiksaan khusus, dalam hal ini memukul dengan tongkat dalam suhu yang sangat dingin, sehingga rasa sakitnya menjadi dua kali lipat, dan mereka fokus memukul sampai napi hampir pingsan, bahkan pingsan total,” ujarnya.

“Mereka membangunkannya dengan kasar, kemudian mereka mulai fokus pada metode penyiksaan lain selama satu jam… Kemudian, selama satu jam lagi mereka menggunakan metode ketiga dan seterusnya sampai mereka menyelesaikan semua metode mereka,” katanya.

Dalam gambar lain, Zubaydah menggambarkan dirinya dirantai telanjang di depan seorang interogator perempuan. Gambar lebih lanjut menunjukkan penjaga mengancam untuk menodai Quran, sebuah teknik yang tidak pernah disetujui secara resmi oleh departemen kehakiman.

“Serangan seksual tidak pernah disetujui, ketelanjangan tidak pernah disetujui, penghinaan di depan wanita tidak pernah disetujui, juga tidak membuat seseorang kelelahan atau lebih buruk,” tambah Denbeaux.

Berbagai jenis penyiksaan seksual juga dilakukan oleh agen CIA. Gambar Zubaydah menggambarkan tahanan diikat dan dilecehkan secara seksual dengan tangan dan tongkat agen.

“Kami akan memasukkan tongkat besar atau tongkat yang lebih besar ini ke dalam anus Anda untuk membuat lubang di dalamnya. Anda dapat membayangkan perasaan yang dialami para tahanan seperti ketakutan, rasa sakit dan rasa malu,” demikian pernyataan Zubaydah.

Tak berhenti sampai di situ, Zubaydah telah mengalami simulasi tenggelam, atau waterboarding, sebanyak 83 kali. Dia menggambarkan berbagai variasi teknik, termasuk di mana dia ditempatkan di kotak seukuran peti mati yang kemudian diisi air sampai ke hidungnya.

“Dia masih takut tenggelam sepanjang hari,” imbuhnya.

Sementara itu, Zubaydah juga mengaku mendengar jeritan kesakitan disertai suara bor. Dia mengatakan dia mendengar percakapan antara agen dan tahanan lain, di mana agen penyelidik mengancam akan melakukan lebih banyak latihan pada kaki dan kepala tahanan.

“Saya mendengar penyiksa berteriak dan mengancam akan mengebor alat itu ke kepala dan/atau kaki dan/atau punggung, dan/atau perut tahanan yang disiksa,” katanya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Kecam Pembakaran Al Quran, Massa Injak-injak Bendera Swedia

(sef/sef)