
Jakarta, CNBC Indonesia – Saham penerbit busana muslim yakni PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) terpantau kembali merosot hingga menyentuh batas bawah auto reject (ARB) pada perdagangan sesi I Rabu (25/1/2023).
Per pukul 09:41 WIB, saham ZATA turun 5,63% menjadi Rp 67/saham. Bahkan, saham ZATA kembali menyentuh ARB-nya pagi ini.
Saham ZATA telah diperdagangkan sebanyak 163 kali dengan total 1,62 juta lembar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 108,25 juta. Dari price to earning ratio (PER), saham ZATA kini mencapai 46,45 kali lipat. Kapitalisasi pasar mencapai Rp 603 miliar.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Per pukul 09:41 WIB, ada 2,75 juta lot antrean untuk dijual dalam order offer dengan harga Rp 67/saham. Namun, dalam pesanan bid atau buy, tidak ada lagi antrean yang tercatat, menandakan saham ZATA sudah menyentuh ARB.
Jika dihitung hari ini, maka saham ZATA sudah turun dan menyentuh ARB selama 6 hari berturut-turut. Sedangkan untuk saham ZATA, mereka mulai menyentuh ARB sejak 17 Januari sehingga harga sahamnya turun 27,96%.
Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga memasukkan saham ZATA dalam radar Unusual Market Activity (UMA), karena penurunan tersebut dinilai tidak wajar dan berlangsung selama beberapa hari.
Ini membuat manajemen ZATA angkat bicara. Direktur Utama ZATA, Elidawati menjelaskan, perseroan tidak berencana melakukan aksi korporasi yang akan berdampak pada pencatatan saham di bursa dalam waktu dekat, setidaknya dalam 3 bulan ke depan.
Selain itu, para pihak tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi investor sebagaimana diatur dalam Peraturan Dewan Jasa Keuangan (OJK) Nomor 31/POJK.04/2015 tentang Material Keterbukaan Informasi atau Fakta oleh Emiten atau Perusahaan Publik.
“Perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perseroan atau keputusan investasi investor,” ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/1/2018). 2023). .
Menurutnya, perseroan telah menyampaikan seluruh informasi material kepada publik dan informasi terakhir yang disampaikan adalah laporan kepemilikan saham pada 20 Januari 2023, laporan penggunaan dana hasil IPO pada 12 dan 16 Januari 2023, serta laporan bulanan pendaftaran pemegang efek yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 pada tanggal 09 Januari 2023.
“Tidak ada informasi/fakta/peristiwa penting yang material dan dapat mempengaruhi harga efek dan kelangsungan hidup Perseroan yang belum diungkapkan kepada publik,” katanya.
Sebelumnya, kabar dari ZATA bahwa mereka tidak membayar utang kepada PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) membuat investor khawatir.
Berdasarkan laporan manajemen terkait penggunaan dana hasil penawaran umum perdana (IPO), ZATA belum melunasi utang sebesar Rp 22,21 miliar kepada AGRO.
Bahkan saat penggalangan dana, manajemen ZATA telah menyampaikan bahwa perusahaan telah mengalokasikan dana untuk membayar kewajiban, salah satunya ke AGRO.
Bahkan, manajemen AGRO pun mengatakan kini tengah menjalin komunikasi agar ZATA dapat memenuhi komitmennya.
ZATA merupakan salah satu perusahaan milik Asep Sulaeman Sabanda atau Sultan Subang.
Melihat rekam jejaknya, Haji Asep tidak asing dengan pasar modal. Sebelumnya, pada 2019 lalu, Haji Asep diketahui memiliki perusahaan di bidang pertambangan yakni PT Sumber Energi Alam Mineral atau SEAM Group.
Saham ZATA juga dikenal sebagai saham busana muslim Ustadz AA Gym atau Abdullah Gymnastiar, karena beliau merupakan komisaris independen ZATA.
Penafian: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa pandangan dari CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk membujuk pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi yang relevan. Keputusan sepenuhnya ada pada pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Kisah ZATA Dari Hanya 4 Wanita Menjadi IPO
(chd/chd)