
Jakarta, CNBC Indonesia – Tak sedikit yang heran mengapa dokter spesialis kebidanan dan kebidanan dan kandungan (obgyn) didominasi oleh pria, padahal dokter spesialis tersebut terkait dengan kesehatan reproduksi wanita.
SDr. Anita Mitra, seorang ginekolog, mengatakan bahwa instrumen bedah, termasuk untuk melahirkan, umumnya dirancang untuk pria karena memiliki pegangan yang besar dan dapat merepotkan orang dengan tangan kecil. Orang dengan tangan kecil disebut tangan wanita.
“Sampai saat ini saya belum menemukan perusahaan yang membuat alat bedah untuk tangan wanita yang kecil. Saat saya menceritakan kisah ini, orang-orang tampak shock,” kata Mitra dikutip dari Huffpost, Sabtu (4/3/2023). .
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Selain itu, kata Mitra, data dari Royal College of Obstetricians and Gynecologists menunjukkan mengapa sebagian besar dokter kandungan dan kandungan adalah laki-laki. Disebutkan, menjelang akhir pendidikan, dokter diminta memilih spesialisasi. Menurut data, laki-laki cenderung memilih ginekologi, sementara banyak perempuan memilih kebidanan (obstetri) yang berfokus pada kehamilan, persalinan, dan persalinan.
“Ginekologi merupakan spesialisasi bedah yang didominasi laki-laki jika dibandingkan dengan kebidanan. Hal ini karena ginekologi memiliki tantangan tersendiri,” ujar Mitra.
“Pelatihan operasi bisa sangat intens dengan hari yang sangat panjang dan bisa menjadi rumit ketika Anda memiliki keluarga dan bekerja paruh waktu, itu tidak selalu mudah,” lanjutnya.
Menurut Mitra, perempuan juga masih menghadapi isu seksisme di tempat kerja. Meski ada beberapa perubahan, masalah ini masih ada di luar profesi medis.
“Tapi untungnya ada banyak ginekolog dan ahli bedah wanita yang menginspirasi di luar sana. Jadi jangan tunda jika itu jalan karir yang ingin Anda ambil. Tidak ada yang tidak mungkin,” katanya.
Sementara dr. Xiavier Rusizana tidak menganggap gender berperan dalam profesi ginekologi. Menurutnya, kemungkinan pria memilih profesi ini karena ingin membuat perbedaan dan memilih karier.
“Beberapa pria mungkin merasa tidak nyaman dengan itu (profesi kebidanan). Pada akhirnya, orang yang berprofesi sebagai dokter melakukan pekerjaannya dan semuanya sangat profesional. Orang biasanya terjun ke lapangan di mana mereka pikir bisa membuat perbedaan,” kata Rusizana. , dikutip dari The New Times Rwanda.
“Pria itu mungkin memiliki ibu, saudara perempuan, bibi, sepupu, teman, istri, dan orang lain yang memiliki masalah reproduksi yang dapat menginspirasi dia untuk menjadi seorang ginekolog. Dia ingin mencoba dan mencegah masalah tersebut terjadi.”
Menurut Rusizana, semua dokter baik laki-laki maupun perempuan pada akhirnya adalah profesional. Mereka tidak akan mundur hanya karena perbedaan gender dengan pasiennya.
“Saya juga ingin mengatakan bahwa dokter kandungan laki-laki tidak ‘mundur’ saat memeriksa pasien perempuan. Mereka adalah profesional yang menjadi dokter untuk membantu masyarakat,” pungkas Rusizana.
[Gambas:Video CNBC]
(des)