
Jakarta, CNBC Indonesia – PT Computrade Technology International (CTI Group) mengungkap peran penting dunia bisnis dalam mengadopsi metaverse. Presiden Direktur CTI Group, Rachmat Gunawan mengatakan setiap perusahaan perlu mempersiapkan diri untuk mengadopsi teknologi Metaverse.
Pasalnya, pasar Metaverse yang sangat besar tidak bisa diabaikan begitu saja. Hal tersebut terungkap dalam IT Infrastructure Summit 2023, dengan tema ‘The Metaverse: Why Your Business Needs to Prepare by Now’.
Rachmat menambahkan, teknologi pendukung yang masih belum sempurna, Metaverse bisa memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk menjangkau Gen Z. Generasi ini digadang-gadang sebagai ‘penduduk asli’ Metaverse.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Mereka (Gen Z) adalah Native Digital Generation yang tumbuh dan berkembang di era teknologi digital, dan menjadi sangat terampil dalam menggunakan teknologi digital,” kata Rachmat dalam keterangan tertulis, Jumat (10/3/2023).
Data laporan Accenture mengungkapkan bahwa 55% pengguna yang disurvei ingin menjadi pengguna aktif Metaverse, dan sebanyak 90% ingin menggunakannya di tahun depan. Ini adalah salah satu dasar bagi perusahaan untuk mulai mengimplementasikan Metaverse.
Selain itu, 89% eksekutif (level C) juga percaya bahwa Metaverse akan berperan penting dalam pertumbuhan perusahaan. Fitur utama yang diinginkan pelanggan saat menggunakan Metaverse adalah antarmuka yang mudah digunakan (70%) dan akses ke berbagai aplikasi (68%).
Pada kesempatan yang sama, Country Director Palo Alto Networks, Adi Rusli mengatakan, meskipun Metaverse sangat penting untuk diterapkan, namun para pelaku bisnis perlu memperhitungkan risiko yang ada. Perusahaan perlu mengidentifikasi dan mengantisipasi preferensi pelanggan dan preferensi saluran, termasuk menangani masalah privasi, keamanan, dan kontrol.
“Keamanan sangat penting dalam melindungi identitas, privasi, dan data pengguna di dunia digital yang terdesentralisasi. Beberapa gateway dapat mengekspos saluran Metaverse pengguna terhadap serangan atau ancaman,” jelasnya.
Data pribadi penting dapat dikumpulkan oleh perangkat IoT dan edge, yang dapat diproses dengan kecepatan 5G. Serangan rekayasa sosial; Privasi pengguna dipertaruhkan, dan menjaga keamanan data adalah prioritas.
“Hal lainnya, adalah memastikan interoperabilitas yang dijanjikan oleh Metaverse didukung oleh Web 3.0, yang saat ini sedang digarap oleh inovator dan investor internet, untuk menciptakan struktur yang terdesentralisasi dengan berbagai platform,” tutupnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Krik Krik… Metaverse Rp 18 Triliun Hanya 38 Orang
(rah/rah)