
Jakarta, CNBC Indonesia – Pakar influenza dari seluruh dunia berkumpul untuk membahas ancaman baru saat wabah Covid-19 mulai mereda. Ancaman itu adalah varian baru flu burung atau H5N1 yang menyebar dengan cepat dalam beberapa bulan terakhir.
Sekelompok ilmuwan, regulator, dan produsen vaksin bertemu dua kali setahun untuk memutuskan varian flu mana yang akan disertakan dalam pengembangan vaksin musim dingin mendatang.
Mereka juga membahas risiko penyebaran virus hewan ke manusia dan menciptakan epidemi baru.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
WHO dan ahli flu global mengatakan kepada Reuters bahwa kelas H5N1 2.3.4.4b adalah topik utama pada pertemuan minggu ini.
“Kami lebih siap sekarang (daripada Covid), tetapi bahkan jika kami lebih siap, kami tidak akan pernah cukup siap,” kata Sylvie Briand, Direktur WHO yang bertanggung jawab atas kesiapsiagaan global. “Kita harus terus meningkatkan upaya kita untuk mempersiapkan wabah flu baru.”
Para ahli telah memantau penyebaran H5N1 clade 2.3.4.4b sejak kemunculannya pada tahun 2020. Namun, ada laporan kematian massal yang melibatkan mamalia seperti anjing laut dan beruang selain burung.
Penyebaran juga menjadi perhatian karena ada potensi penularan dari mamalia ke mamalia di peternakan cerpelai di Spanyol.
Namun, hingga saat ini sangat sedikit kasus penularan ke manusia. WHO masih menetapkan status ancaman terhadap manusia pada level rendah.
Para ahli juga membahas potensi pengembangan vaksin untuk virus tersebut. Laboratorium yang berafiliasi dengan WHO kini memiliki dua varian virus flu yang diduga terkait dengan virus H5N1 yang menyebar cepat. Varian ini dapat digunakan untuk menghasilkan vaksin jika diperlukan.
Beberapa perusahaan yang memproduksi vaksin flu musiman memiliki kemampuan untuk memproduksi vaksin flu untuk pandemi, termasuk GSK dan CSL Seqirus yang telah bermitra dengan otoritas pemerintah AS dalam uji coba.
Ketersediaan varian virus diperkirakan dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan vaksin hingga 2 bulan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Siaga Dini 2023, Prediksi Menkes Soal Covid Terbukti Benar
(demi)