liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
March 31, 2023
BNI Yakin Aman Dari Krisis Silicon Valley Bank, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten BUMN PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) atau BNI berkeyakinan bahwa risiko krisis Silicon Valley Bank (SVB) dapat diantisipasi atau dimitigasi dengan baik. Selain itu, perusahaan itu sendiri tidak memiliki eksposur ke salah satu bank besar AS.

Meski begitu, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan krisis SVB harus menjadi pelajaran bagi pihaknya. BNI juga meyakini bahwa model bisnis yang diikuti manajemen perseroan sangat kuat.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Jadi, rasio kecukupan modal kita bisa dikatakan di atas 20%. Hal ini tentunya jauh di atas ketentuan minimum regulator dan juga lebih tinggi jika kita bandingkan dengan bank-bank global lainnya,” kata Novita saat konferensi pers di Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Pemegang Saham ( RUPST ) BNI Tahun Buku 2022.

Sambung Novita, likuiditas perusahaan juga sangat baik. Hal ini tercermin dari Liquidity Coverage Ratio (LCR) yang jauh di atas ketentuan regulator. Dibandingkan bank global, rasio LCR BNI juga lebih tinggi.

Dari sisi kewajiban perseroan, Novita mengatakan didominasi oleh pembiayaan yang stabil. Yakni dana pihak ketiga (DPK) yang hanya diperoleh kurang dari 10% dari wholesale financing.

Lebih lanjut, kepercayaan deposan terhadap negara juga dikatakan masih kuat terhadap kondisi perseroan. Kemudian dari sisi aset BNI, 80% berupa pinjaman dan 20% berupa obligasi.

Novita mengatakan memang komposisi obligasi itu 94% dari pemerintah. Tenornya pendek sehingga risikonya relatif rendah.

Selain itu, BNI telah melakukan bisnis, secara rutin mengurangi risiko kepercayaan. Terkait suku bunga, perseroan juga melakukan diversifikasi aset untuk mengurangi risiko konsentrasi.

“Jika kita melihat industri perbankan di Indonesia juga dapat kita lihat bahwa keadaan permodalan bank di Indonesia juga relatif di atas 20%. Jadi memang keadaan industri perbankan Indonesia dirasa cukup kuat untuk mengantisipasi atau mengurangi risiko yang mungkin terjadi. ,” Novita.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Mendengarkan! BNI Ungkap Arah Kedepan Bank Mayora

(fsd/fsd)