
Jakarta, CNBC Indonesia – Kategori saham Asset Play dipopulerkan oleh manajer investasi Peter Lynch yang mampu melipatgandakan aset Magellan Fund sebesar 29,2% selama 13 tahun. Aset bermain adalah kategori saham yang memiliki nilai aset yang jauh lebih tinggi daripada kapitalisasi pasar atau kapitalisasi pasarnya.
Istilah permainan aset juga biasa digunakan untuk menyebut saham yang undervalued atau yang harganya tidak sesuai dengan yang tertera di neraca.
Berinvestasi dalam saham permainan aset juga berarti bahwa jika perusahaan mengalami likuidasi, investor masih akan mendapatkan keuntungan dari menjual asetnya. Padahal, investor tetap diuntungkan, setelah asetnya digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Bermain saham aset biasanya memiliki aset tersembunyi. Aset yang diperhitungkan adalah aset yang mudah dicairkan dan harus diperhitungkan. Aset yang dimaksud bisa berupa uang tunai, piutang yang bisa ditagih, persediaan yang bisa dijual, deposito, aset investasi, hak paten, bahkan tanah.
Aset tersembunyi dalam catatan laporan keuangan seringkali tidak terlihat oleh investor. Padahal, nilai suatu aset bisa disembunyikan karena nilainya disusutkan atau diamortisasi.
Nilai ini akan terdeteksi saat perusahaan melakukan revaluasi asetnya, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang melonjak dan dicatat dalam laporan laba rugi.
Ketika ini terjadi, pasar akan menyadari aset tersembunyi ini dan pelaku pasar akan segera menghargai harga sahamnya.
Keuntungan dari Revaluasi Investasi INDY di Kideco Jaya Agung
Fenomena tersebut terjadi di saham PT Indika Energy Tbk (INDY). Indika diuntungkan dengan revaluasi aset pada 2017 senilai US$ 384 juta (Rp 5,1 triliun) dan laba bersih perusahaan mencapai Rp 4,4 triliun.
Foto: CNBC
Laporan Keuangan INDY 2017
Hal ini menyusul penambahan kepemilikan INDY atas investasinya di Kideco Jaya Agung (KJA). Nilai tambah kepemilikan INDY dilakukan dengan harga yang lebih tinggi, sehingga perusahaan perlu melakukan revaluasi aset KJA.
Revaluasi dicatat dalam laporan laba rugi INDY, sehingga terjadi lonjakan laba bersih karena akun “keuntungan revaluasi”.
Pelaku pasar yang melihat lonjakan laba bersih dari INDY berebut untuk aset yang didiskon ini. Kapitalisasi pasar INDY di awal tahun 2017 adalah Rp 3,8 triliun. Dengan laba bersih Rp 4,4 triliun, menunjukkan investor saat itu mendapatkan perusahaan dengan rasio PE 0,8x.
Alhasil, kapitalisasi pasar INDY meningkat drastis hingga mencapai Rp 23 triliun di awal tahun 2018. Kenaikan harga saham atau capital gain INDY selama kurang lebih satu tahun mencapai lebih dari 500%.
Investor yang mengincar aset tersembunyi Kideco Jaya Agung, yang dinilai salah oleh INDY pada tahun 2017, akan memperoleh keuntungan besar dengan memahami kategorisasi saham aset mainan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Tips Kaya Sandiaga Uno: Beli Saham yang Salah Harganya!
(mza/mza)