
IHSG dan rupiah melemah tajam pada perdagangan kemarin sementara SBN yang diterbitkan investor Wall Street ditutup dengan kenaikan yang sangat tajam Krisis perbankan di AS dan Eropa diperkirakan akan berdampak positif pada pasar keuangan domestik hari ini
CNBC Indonesia – Pasar keuangan Indonesia merosot tajam pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah berakhir di zona hijau sementara investor mulai menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN).
Pasar keuangan runtuh karena investor khawatir tentang krisis perbankan yang meluas. Jika sebelumnya krisis perbankan berpusat di Amerika Serikat (AS), kini krisis telah menjalar ke Eropa dengan anjloknya kinerja Credit Suisse.
Krisis di Amerika Serikat (AS) mulai mereda dan diperkirakan akan berdampak positif pada pasar keuangan negara tersebut. Baca selengkapnya tentang sentimen pergerakan pasar hari ini di halaman 3 dan artikel ini.
IHSG ditutup melemah 62,41 poin atau 0,94% ke 6.565,73 pada perdagangan Kamis (16/3/2023). Posisi tersebut merupakan yang terendah sejak 24 Desember 2021 atau 14 bulan terakhir.
Kelemahan tersebut juga menjatuhkan JHSG dari level psikologis 6.600 untuk pertama kalinya sejak 11 Januari 2023.
Pelemahan kemarin melanjutkan tren negatif IHSG yang selalu berakhir di zona merah sejak Selasa (14/3/2023). Dalam tiga hari perdagangan tersebut, IHSG turun 3,26%.
Sebanyak 473 saham jatuh, 130 lainnya flat atau tidak berubah, dan hanya 97 saham atau 14% yang naik. Nilai transaksi tercatat Rp 10,3 triliun yang melibatkan 17,6 miliar saham.
Di antara saham-saham yang turun sangat tajam adalah PT Medco Energi Internasional (MEDC) yang turun 6,99%, saham Harum Energy yang turun 6,86%, dan PT Timah (TINS) yang terkoreksi 6,73%.
Investor asing membukukan penjualan bersih Rp 732,09 miliar dibandingkan pembelian bersih sehari sebelumnya. IHSG melemah sejak pembukaan. Hingga pukul 11.30 WIB, setidaknya ada 38 saham yang kolaps dan menyentuh ARB.
Kekhawatiran investor masih membayangi pergerakan IHSG. Merebaknya krisis perbankan dari AS hingga Eropa membuat investor mempertanyakan ketahanan sistem perbankan.
Krisis perbankan AS telah memukul Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank dan Signature Bank mengguncang AS. Eropa juga diguncang kekhawatiran setelah Credit Suisse turun 24% pada Rabu pekan ini.
Bank berusia 167 tahun itu mendapat sorotan serius setelah mengakui ada “kelemahan material” dalam pengendalian internalnya. Hal ini menyebabkan mereka terlambat mengirimkan laporan keuangan.
Masalah semakin parah setelah investor terbesar mereka, Saudi National Bank, menolak menambah modal.
Krisis Credit Suisse diperkirakan akan mereda setelah bank sentral Swiss, Bank Nasional Swiss, akan meminjamkan mereka US$54 miliar.
Banyaknya sentimen negatif dari luar negeri melemahkan berita positif dari dalam negeri. Salah satunya adalah keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.
Terpeliharanya suku bunga acuan memungkinkan Indonesia meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat sehingga menguntungkan perusahaan.
Mayoritas bursa Asia Pasifik juga terkoreksi pada perdagangan Kamis (16/3/2023). Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup turun 0,8%, Hang Seng Hong Kong turun 1,72%, Shanghai Composite China turun 1,12%, dan Straits Times Singapura terkoreksi 0,55%.
Indeks ASX 200 Australia berakhir turun 1,46% sementara KOSPI Korea Selatan kehilangan 0,08%.
Dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah melemah 0,098% menjadi Rp 15.375/US$.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pelemahan rupiah dipicu oleh kolapsnya tiga bank AS. Krisis tersebut menyebabkan aliran modal terhenti di negara-negara berkembang sehingga menyebabkan rupiah melemah. Baca lebih lanjut tentang dampak kebijakan BI di halaman 4 artikel ini.
“Pengetatan kebijakan moneter dan penutupan 3 bank di AS meningkatkan ketidakpastian dan membatasi aliran modal serta menekan pelemahan nilai tukar di beberapa negara,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) ) Hari ini.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun naik 65 poin menjadi 6,82% kemarin. Kenaikan imbal hasil menandakan penurunan harga SBN karena investor menjual kepemilikannya.