
Jakarta, CNBC Indonesia – Daftar 10 orang terkaya di Indonesia biasanya berubah setiap tahun. Hingga akhir tahun 2022 sendiri, Forbes menyebutkan setidaknya ada 22 taipan Indonesia yang mengalami pertumbuhan kekayaan bersihnya.
Artinya, ada pembaruan data daftar 50 konglomerat di Indonesia edisi Desember 2022. Mengutip situs resminya, kekayaan kolektif para konglomerat Indonesia meningkat 11% mencapai rekor US$ 180 miliar dari US$ 162 miliar tahun lalu.
Meski begitu, dari daftar Forbes, 10 peringkat teratas menarik untuk dicatat. Sayangnya, dari daftar tersebut, tidak ada nama yang biasa kita lihat di depan layar. Seperti Raffi Ahmad yang selalu dinobatkan sebagai sultan
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Hartono bersaudara, R. Budi dan Michael Hartono, memimpin dan menjadi konglomerat terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$47,7 miliar, naik dari US$5,1 miliar tahun lalu. Sebagai catatan, PT Global Digital Niaga Tbk. menjadi kontributor utama pertumbuhan kekayaan mereka.
Peringkat kedua ditempati oleh Low Tuck Kwong. Kekayaannya telah didorong oleh kenaikan harga batu bara di tengah krisis energi global. Kekayaannya hampir dua kali lipat menjadi US$12,1 miliar. Kekayaannya meningkat US$9,55 miliar dari US$2,55 miliar tahun lalu. Low juga muncul di sampul majalah Forbes Asia edisi Desember.
Posisi ketiga adalah keluarga Widjaja dari grup Sinar Mas. Bisnis kertas grup membantu meningkatkan kekayaannya sebesar US$1,1 miliar menjadi US$10,8 miliar.
Sementara itu, Sri Prakash Lohia dari Indorama Corp berada di urutan ke-4 dengan kekayaannya meningkat US$1,5 miliar menjadi US$7,7 miliar. Melengkapi lima besar adalah Anthoni Salim dari Grup Salim yang kekayaan bersihnya turun US$1 miliar menjadi US$7,5 miliar.
Daftar 10 orang terkaya di Indonesia
R. Budi & Michael Hartono dengan kekayaan US$47,7 miliar
Low Tuck Kwong mencapai US$ 12,1 miliar
Keluarga Widjaja bernilai US$ 10,8 miliar
Sri Prakash Lohia mencapai US$ 7,7 miliar
Anthony Salim mencapai US$ 7,5 miliar
Chairul Tanjung mencapai US$ 5,2 miliar
Prajogo Pangestu mencapai US$ 5,1 miliar
Boenjamin Setiawan mencapai US$4,8 miliar
Tahir mencapai US$ 4,2 miliar
Djoko Susanto mencapai US$ 4,1 miliar
Selain daftar di atas, beberapa pendatang baru dalam daftar tahun ini adalah miliarder yang memiliki ikatan dengan industri batu bara. Diantaranya, Dewi Kam berada di posisi ke-21, di mana 10% sahamnya di Bayan Resources menjadikannya pendatang baru terkaya dengan US$2 miliar. Di urutan ke-41 ada Ghan Djoe Hiang dengan kekayaan US$1,07 miliar.
Selain itu, pemilik Baramulti Group yang didirikan mendiang suaminya Athanasius Tossin Suharya dan Eddy Sugianto Gang itu menempati peringkat ke-32 dengan kekayaan US$1,27 miliar.
Lalu, ada Bambang Sutantio yang melakukan debut di posisi No. 24 dengan US$1,85 miliar. Hal itu dicapai berkat investasinya tahun lalu di Cisarua Mountain Dairy, perusahaan susu dan makanan olahan yang lebih dikenal dengan Cimory.
Di urutan terakhir ada Manoj Punjabi di urutan No. 43 dengan kekayaan bersih US$1,05 miliar dari MD Pictures. Sedangkan Haryanto Tjiptodihardjo menempati nomor urut 45, dengan kekayaan US$1,02 miliar dari Impack Pratama Industri.
[Gambas:Video CNBC]
(tiba)